Hati dalam bahasa Arab disebut dengan al-qalb, yang berarti bolak-balik. Disebut demikian, karena hati adalah dunia abstrak (closed area), unik, dan berkembang (developmental). Hati gampang berubah, sukar dibaca, senantiasa berkembang, dan pasang-surut.
Karena memiliki sifat seperti itu, maka hati harus dijaga dengan baik. Sebab, jika tidak dijaga, hati akan berubah menjadi hati yang sakit (al-qalb al-maridh). Begitu banyak manusia yang memiliki pikiran cerdas, tetapi akhirnya menjadi orang hina hanya karena memiliki hati yang sakit.
Rasul bersabda, "Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya; dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itulah hati." (Al-Hadis).
Kecerdasan yang ada di dalam pikiran, bisa dikalahkan oleh kebusukan yang ada di dalam hati. Orang seperti itu biasanya akan marah pada kebenaran dan senang pada kebatilan. Dan, jika hal tersebut terjadi, maka itulah hati sedang sakit. Sama seperti anggota tubuh lainnya, hati yang sakit bisa dilihat dari tiga hal. Pertama, kemampuan indera yang ada di dalam hati akan hilang secara total. Hati seperti ini akan menjadi buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Ia tidak bisa membedakan antara kebenaran, kesesatan, ketakwaan, kemaksiatan, dan lain sebagainya.
Kedua, kemampuan indera yang ada di dalam hati menjadi lemah. Padahal sebenarnya, kemampuan indera tersebut kuat. Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika sedang dalam keadaan seperti ini, hati berarti butuh asupan gizi.
Ketiga, hati tidak bisa melihat sesuatu dalam bentuk yang sebenarnya. Seperti melihat kebenaran menjadi kesesatan, kesesatan menjadi kebenaran, merasakan manis menjadi pahit, dan pahit menjadi manis.
Lalu, bagaimana menjaga hati agar tetap sehat? Ibnul Qayyim menjelaskan, agar hati bisa tetap sehat, ia bisa dilakukan dengan tiga cara; menjaga kekuatan hati, melindungi hati dari hal-hal yang membahayakan, dan membuang zat-zat yang berbahaya bagi hati. Kekuatan hati bisa didapatkan dengan iman. Dan iman merupakan sumber kekuatan hati paling utama. Jika iman hilang, hati akan menjadi sakit.
Sedangkan untuk melindungi hati dari hal-hal yang membahayakan, bisa dilakukan dengan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Sebab, kedua hal ini yang dapat membuat hati menjadi sakit. Ia sama dengan racun yang jika dikonsumsi pasti akan membahayakan tubuh.
Terakhir, agar tetap sehat, zat-zat yang membahayakan hati harus dibuang. Dan, cara paling efektif untuk membuang zat-zat yang berbahaya tersebut adalah dengan tobat dan istighfar. Tobat dan istighfar adalah dua obat yang bisa membuang toksin di dalam hati. Ia bagaikan antibody yang bisa membuat hati tetap sehat.
Sabtu, 24 Juli 2010
Langkah-langkah Penting Menjaga Hati
Oleh Arif Munandar Riswanto
Jumat, 23 Juli 2010
Antara Berpacaran dan Menyegerakan Pernikahan
Pemuda itu menangis tersedu-sedu di samping mihrab mesjid. Mushaf ia dekap erat-kuat ke dadanya. Sesekali ia me-lap air mata yang meleleh. Ia merasa begitu rapuh dan lemah. Begitu tak berdaya menghadapi seorang wanita. Ia telah tergila-gila pada wanita itu. Senyuman wanita itu bagai purnama di gelap gulita malam. Suara wanita itu laksana nyanyian bidadari yang merasuk ke pori-pori jiwanya.
Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi buah bibir.
Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan pada dirinya.
Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.
Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu, pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.
"Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan, kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan."
"Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan pada kebaikan."
"Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan, maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?"
"Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu."
"Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan."
"Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada Allah."
Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat, lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh dan lemah.
Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di dadanya. Ustadznya berpesan kembali,
"Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana, maka lakukanlah shalat hajat sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap, menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya."
[][][]
Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan Juni 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dlukiskan dengan kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam, ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini. Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.
tokomasisir@yahoo.com
Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi buah bibir.
Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan pada dirinya.
Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.
Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu, pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.
"Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan, kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan."
"Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan pada kebaikan."
"Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan, maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?"
"Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu."
"Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan."
"Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada Allah."
Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat, lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh dan lemah.
Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di dadanya. Ustadznya berpesan kembali,
"Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana, maka lakukanlah shalat hajat sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap, menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya."
[][][]
Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan Juni 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dlukiskan dengan kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam, ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini. Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.
tokomasisir@yahoo.com
Kamis, 22 Juli 2010
KETIKA DIA BUKAN UNTUKMU
Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang direncanakan akan menjadi pendamping
hidupmu ternyata menikah dengan sahabatmu sendiri? Mungkin hatimu nelangsa.. Ada
sejumput kecewa berkecambah. Andai dulu aku menerima dia apa adanya, pasti aku yang
bersanding dengannya,begitu bisik hatimu.
Kini, kau melihat dia bersanding dengan teman baikmu.Kau harus rela; ikhlas. Mungkin
dia memang lebih baik bersanding dengan sahabatmu. Karena kecewa telah berbunga, kau
tak datang ke pesta pernikahannya. Padahal, hukum datang ke undangan pernikahan itu
wajib. Di sana ada berkah dan doa, meskipun yang sering kita lihat hanya pamer
kemewahan dan kemeriahan.
Coba kita renungkan. Mungkin kau pernah berkunjung ke toko pakaian. Kau memilih
pakaian yg pas untukmu. Mungkin pramuniaga menyarankan, "ini pakaian yg cocok untuk
Anda." Kau membawa pakaian itu ke fiiting room, mencobanya. Betulkah pakaian itu
cocok untukmu? Kau teliti bahannya, jahitannya, ukurannya. Setelah memeriksa dgn
seksama, kau merasa kurang sreg dgn pakaian itu. Dengan kata maaf pada parmuniaga,
kau kembalikan pakaian itu ke tempatnya. Kau beralih ke gerai pakaian lain. Hal yg
sama mungkin terulang; pakaian yg menurut orang lain pas untukmu, atau pakaian yg
sepintas cocok menurutmu, ternyata tidak tepat setelah diteliti.
Sebuah pakaian, mungkin cocok untuk orang lain, tapi tak cocok untukmu. Kau tak bisa
membeli pakaian warna gelap krn kulitmu sawo matang. Kau tak cocok mengenakan kemeja
dgn motif vertikal berdempet, krn posturmu kurus tinggi; motif itu akan membuatmu
terlihat semakin kurus. Kau harus berdamai dgn situasi dan kondisi.
Tetapi yakinlah ada pakaian yg tepat disebuah gerai tertentu yg cocok untuk setiap
orang.. Memang ada seseorang yg begitu masuk ke satu gerai langsung menemukan
pakaian yg tepat untuknya. Ada juga yg harus berputar-putar, keluar-masuk dr satu
gerai ke gerai lainnya untuk menemukan pakaian yg tepat, sampai kaki pegal dan peluh
menganak sungai. Banyak hal yg membuat pakaian itu tak tepat untukmu, bisa bahan,
motif, warna, model bahkan harga. Selera orang berbeda.
Ada juga seseorang yg tak yakin dgn sebuah pakaian, tapi ia tetap mencobanya. Ia
bertanya-tanya, cocokkah pakaian ini untukku? Ia meneliti dgn seksama. Ia menemukan
fakta bahwa tak ada hal yg membuat ia harus menolak pakaian itu. Apalagi pakaian itu
hadiah seorang yg dihormatinya, orang yg dikasihinya atau mumpung sedang ada great
sale! Beli sekarang atau menyesal kemudian. Bertahun-tahun setelah mengenakan
pakaian itu, baru terasa, pakaian itu memang cocok untuknya.
Pakaianmu, pasangan untukmu. Bisa cocok untuk orang lain, tapi tidak dgnmu. Maka,
tak perlu bersedih jika seseorang yg kau kira tepat untukmu bersanding dgn orang
lain; orang yg dekat denganmu. Yakinlah pasangan yg tepat ada di suatu tempat dan
kau akan berjumpa dgnnya disuatu masa tertentu. Mungkin Yang Kuasa sengaja
menyimpannya, agar saat bertemu kau benar-benar siap berdampingan dgnnya. Sesuatu yg
baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. Terus berusaha dan berdoa. Perbaiki
diri sampai akhirnya kau temukan pakaian yang cocok untukmu.
Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan,
"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab..
Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya
inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni,
hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian,
pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut
secara fisik yang selama ini saya impikan.
Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan
dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."
Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku
adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."
Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa
yang aku pinta dariMu?"
Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan
ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan
sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang
yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau
memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang
mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang
sensitif, namun engkau sendiri tidak..."
Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama
ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai
semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan
melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.
Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan
adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak
hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan
kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.. Aku tidak
memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu
seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".
hidupmu ternyata menikah dengan sahabatmu sendiri? Mungkin hatimu nelangsa.. Ada
sejumput kecewa berkecambah. Andai dulu aku menerima dia apa adanya, pasti aku yang
bersanding dengannya,begitu bisik hatimu.
Kini, kau melihat dia bersanding dengan teman baikmu.Kau harus rela; ikhlas. Mungkin
dia memang lebih baik bersanding dengan sahabatmu. Karena kecewa telah berbunga, kau
tak datang ke pesta pernikahannya. Padahal, hukum datang ke undangan pernikahan itu
wajib. Di sana ada berkah dan doa, meskipun yang sering kita lihat hanya pamer
kemewahan dan kemeriahan.
Coba kita renungkan. Mungkin kau pernah berkunjung ke toko pakaian. Kau memilih
pakaian yg pas untukmu. Mungkin pramuniaga menyarankan, "ini pakaian yg cocok untuk
Anda." Kau membawa pakaian itu ke fiiting room, mencobanya. Betulkah pakaian itu
cocok untukmu? Kau teliti bahannya, jahitannya, ukurannya. Setelah memeriksa dgn
seksama, kau merasa kurang sreg dgn pakaian itu. Dengan kata maaf pada parmuniaga,
kau kembalikan pakaian itu ke tempatnya. Kau beralih ke gerai pakaian lain. Hal yg
sama mungkin terulang; pakaian yg menurut orang lain pas untukmu, atau pakaian yg
sepintas cocok menurutmu, ternyata tidak tepat setelah diteliti.
Sebuah pakaian, mungkin cocok untuk orang lain, tapi tak cocok untukmu. Kau tak bisa
membeli pakaian warna gelap krn kulitmu sawo matang. Kau tak cocok mengenakan kemeja
dgn motif vertikal berdempet, krn posturmu kurus tinggi; motif itu akan membuatmu
terlihat semakin kurus. Kau harus berdamai dgn situasi dan kondisi.
Tetapi yakinlah ada pakaian yg tepat disebuah gerai tertentu yg cocok untuk setiap
orang.. Memang ada seseorang yg begitu masuk ke satu gerai langsung menemukan
pakaian yg tepat untuknya. Ada juga yg harus berputar-putar, keluar-masuk dr satu
gerai ke gerai lainnya untuk menemukan pakaian yg tepat, sampai kaki pegal dan peluh
menganak sungai. Banyak hal yg membuat pakaian itu tak tepat untukmu, bisa bahan,
motif, warna, model bahkan harga. Selera orang berbeda.
Ada juga seseorang yg tak yakin dgn sebuah pakaian, tapi ia tetap mencobanya. Ia
bertanya-tanya, cocokkah pakaian ini untukku? Ia meneliti dgn seksama. Ia menemukan
fakta bahwa tak ada hal yg membuat ia harus menolak pakaian itu. Apalagi pakaian itu
hadiah seorang yg dihormatinya, orang yg dikasihinya atau mumpung sedang ada great
sale! Beli sekarang atau menyesal kemudian. Bertahun-tahun setelah mengenakan
pakaian itu, baru terasa, pakaian itu memang cocok untuknya.
Pakaianmu, pasangan untukmu. Bisa cocok untuk orang lain, tapi tidak dgnmu. Maka,
tak perlu bersedih jika seseorang yg kau kira tepat untukmu bersanding dgn orang
lain; orang yg dekat denganmu. Yakinlah pasangan yg tepat ada di suatu tempat dan
kau akan berjumpa dgnnya disuatu masa tertentu. Mungkin Yang Kuasa sengaja
menyimpannya, agar saat bertemu kau benar-benar siap berdampingan dgnnya. Sesuatu yg
baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. Terus berusaha dan berdoa. Perbaiki
diri sampai akhirnya kau temukan pakaian yang cocok untukmu.
Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan,
"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab..
Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya
inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni,
hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian,
pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut
secara fisik yang selama ini saya impikan.
Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan
dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."
Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku
adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."
Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa
yang aku pinta dariMu?"
Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan
ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan
sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang
yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau
memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang
mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang
sensitif, namun engkau sendiri tidak..."
Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama
ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai
semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan
melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.
Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan
adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak
hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan
kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.. Aku tidak
memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu
seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".
Untuk Seseorang yang ku Cintai karena Allah Dan Rasul-Nya .....
Hadirmu bagai sinar mentari pagi. Menerangi lorong kelam lagi sunyi yang selama ini ku lalui. Melenyapkan kedukaan yang bagai berkurun lama memenjara jiwaku dalam sepi. Terasa kini, bahagia ada di mana-mana. Hanya dirimu yang bertakhta di hati.
Pandanglah ke dalam mataku. selamilah jauh hingga ke dasranya. Pasti yang akan kau lihat adalah rinduku terhadapmu. Tapi, apakah getaran cinta yang meruntun hati hanya aku saja yang merasakannya?
Mengapa kau terus membisu pada ketika aku amat yakin yang aku bukan berbayang seorang diri? Aku tahu cintaku berbalas, tapi mengapa tak pernah sekalipun kau melafazkannya? Aku tahu perkahwinan bukan janji syurga. bukan janji bahagia, tapi sepenuh hati dan jiwa aku pertaruhkan.
Aku sangka kita berkongsi impian yang serupa dalam membina istana bahagia, tapi rupa-rupanya kehadiranku bagai tak bermakna apa-apa. Reaksimu dingin dan beku.
Menghampakan. Melontar diriku ke lembah duka nestapa.Sungguh kesucianku tak tercela, tapi. aku difitnah oleh siapa sehingga kau tak mahu 'menyentuhku'?
Aku ibarat musafir di padang pasir yang dahagakan setitis kasihmu. Menanti saat kau datang kepadaku dengan penuh rindu.
Aku tak mengerti, sandiwaramu. Rahsia apakah yang cuba kau sembunyikan hingga segalanya terus terpendam menjadi misteri?
cinta terhadap lawan jenis dan impian menggapai ridha Allah. Tidak diragukan lagi, inilah problem krusial dan dilematis setiap remaja muslimah yang ingin menjaga kesuciannya di tengah fitnah jaman yang serba permisif.
Dilema remaja muslimah yang berusaha menapak perjalanan batinnya secara manusiawi dengan keanggunan ruhani.tetapi cinta dengan tetap komitmen menjaga aturan agama.
Sebuah liku perjalanan cinta yang mendebarkan, mengharukan sekaligus sangat mengagumkan. Begitu dahsyatnya belaian sang cinta, justeru cinta menimbulkan energi dan kekuatan untuk semakin dekat kepada Tuhan. Akhirnya tidak ada pilihan lain bagi saya, kecuali sebuah keputusan untuk menunggu MU, sang bidadari hati, hanya di pelaminan. Bukan dengan berasyik masyuk dalam lamunan hayalan, cinta monyet atau pacaran yang membakar gejolak birahi setan.
saya bukan sekedar nekat meraih mimpi-mimpi indah dalam ikatan suci pernikahan. Tetapi ia berangkat dari sebuah motivasi besar untuk membangun rumah tangga dengan penuh tanggung jawab. Untuk sebuah kesucian, untuk sebuah kedamaian, untuk cinta dalam ikatan sakral dan untuk sebuah masa depan yang diridhai Tuhan. Ya, dengan kekuatan imannya, saya berani menanggung segala resiko dan konsekwensi kehidupan dan lika-liku cintanya, meski dalam usia yang masih remaja .
“Bukankah untuk ibadah kita menikah?” tanya saya kepada ukhti dalam suratnya.
Perjuangan menjaga komitmen menjadikan pernikahan benar-benar sebagai ladang ibadah. Inilah yang mewarnai pasangan muda ini di awal-awal rumah tangganya. Lebih memilih kondisi ekonomi pas-pasan demi kemandirian dan tanggung jawab atas pilihan hidup untuk menikah disaat kuliah. Pernak-pernik yang mengharu biru meramu perjuangan meraih sukses kuliah, menjaga komitmen ibadah dan dakwah, serta menikmati romantisme sebagai pengantin muda.
Untuk mereka yang mengharap cinta yang tidak membuahkan nista dan cerita sukanya tidak berakhir sengsara. Untuk mereka yang menghasratkan cinta tetapi tanpa menodainya, tidak meminggirkan etika, tidak mengabaikan norma, dan tidak melangkahi agama. Untuk mereka yang mendambakan cintanya benar-benar indah, berharga, bermakna, serta mengalirkan bahagia yang sesungguhnya.
Untuk mereka yang mengangankan cintanya penuh cita rasa tetapi juga menjadi ladang ibadah kepada-Nya dan ittiba’ (mengikuti) sunnah Rasul-Nya. Untuk mereka yang memperjuangkan cintanya menjadi harmoni antara pemenuhan hak diri dengan amal shalih. Untuk mereka yang sedang meniti cinta yang menjanjikan ketenteraman di kehidupan dunia ini dan kedamaian di Akhirat nanti.
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan
hanya yang baik buat kita. Amin.
Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ʽalaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.
semoga Allah akan mentakdirkan cinta kita di dalam rumah -Nya , rumah dan tempat paling suci di muka bumi. Tempat segenap umat Islam melakukan ibadah dan kebaikan. Tempat yang paling dicintai Allah, tempat tujuan orang-orang shalih.
Itulah janji hamba Allah untuk menggapai ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala . Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.
Yang sedang mengalami, bisa jadikan kisah ini sebagai teman berbagi. Yang sedang di ambang pintu menjalan pernikahan i, kuatkan keteguhan anda untuk memasuki. Yang belum membayangkan, cermati Artikel ini karena mungkin sebentar lagi andalah pelakunya.
Wassalam ,
Pandanglah ke dalam mataku. selamilah jauh hingga ke dasranya. Pasti yang akan kau lihat adalah rinduku terhadapmu. Tapi, apakah getaran cinta yang meruntun hati hanya aku saja yang merasakannya?
Mengapa kau terus membisu pada ketika aku amat yakin yang aku bukan berbayang seorang diri? Aku tahu cintaku berbalas, tapi mengapa tak pernah sekalipun kau melafazkannya? Aku tahu perkahwinan bukan janji syurga. bukan janji bahagia, tapi sepenuh hati dan jiwa aku pertaruhkan.
Aku sangka kita berkongsi impian yang serupa dalam membina istana bahagia, tapi rupa-rupanya kehadiranku bagai tak bermakna apa-apa. Reaksimu dingin dan beku.
Menghampakan. Melontar diriku ke lembah duka nestapa.Sungguh kesucianku tak tercela, tapi. aku difitnah oleh siapa sehingga kau tak mahu 'menyentuhku'?
Aku ibarat musafir di padang pasir yang dahagakan setitis kasihmu. Menanti saat kau datang kepadaku dengan penuh rindu.
Aku tak mengerti, sandiwaramu. Rahsia apakah yang cuba kau sembunyikan hingga segalanya terus terpendam menjadi misteri?
cinta terhadap lawan jenis dan impian menggapai ridha Allah. Tidak diragukan lagi, inilah problem krusial dan dilematis setiap remaja muslimah yang ingin menjaga kesuciannya di tengah fitnah jaman yang serba permisif.
Dilema remaja muslimah yang berusaha menapak perjalanan batinnya secara manusiawi dengan keanggunan ruhani.tetapi cinta dengan tetap komitmen menjaga aturan agama.
Sebuah liku perjalanan cinta yang mendebarkan, mengharukan sekaligus sangat mengagumkan. Begitu dahsyatnya belaian sang cinta, justeru cinta menimbulkan energi dan kekuatan untuk semakin dekat kepada Tuhan. Akhirnya tidak ada pilihan lain bagi saya, kecuali sebuah keputusan untuk menunggu MU, sang bidadari hati, hanya di pelaminan. Bukan dengan berasyik masyuk dalam lamunan hayalan, cinta monyet atau pacaran yang membakar gejolak birahi setan.
saya bukan sekedar nekat meraih mimpi-mimpi indah dalam ikatan suci pernikahan. Tetapi ia berangkat dari sebuah motivasi besar untuk membangun rumah tangga dengan penuh tanggung jawab. Untuk sebuah kesucian, untuk sebuah kedamaian, untuk cinta dalam ikatan sakral dan untuk sebuah masa depan yang diridhai Tuhan. Ya, dengan kekuatan imannya, saya berani menanggung segala resiko dan konsekwensi kehidupan dan lika-liku cintanya, meski dalam usia yang masih remaja .
Laki-laki itu bertanggung jawab terhadap rumahnya(keluarganya) (HR. Bukhari dan muslim)
Segala sesuatu yang diberikan /diinfakkan oleh seorang laki-laki dalam rumah tangganya untuk istrinya
anaknya dan pelayannya maka itu menjadi shadaqah baginya. (HR Thabrani)
“Bukankah untuk ibadah kita menikah?” tanya saya kepada ukhti dalam suratnya.
Perjuangan menjaga komitmen menjadikan pernikahan benar-benar sebagai ladang ibadah. Inilah yang mewarnai pasangan muda ini di awal-awal rumah tangganya. Lebih memilih kondisi ekonomi pas-pasan demi kemandirian dan tanggung jawab atas pilihan hidup untuk menikah disaat kuliah. Pernak-pernik yang mengharu biru meramu perjuangan meraih sukses kuliah, menjaga komitmen ibadah dan dakwah, serta menikmati romantisme sebagai pengantin muda.
Untuk mereka yang mengharap cinta yang tidak membuahkan nista dan cerita sukanya tidak berakhir sengsara. Untuk mereka yang menghasratkan cinta tetapi tanpa menodainya, tidak meminggirkan etika, tidak mengabaikan norma, dan tidak melangkahi agama. Untuk mereka yang mendambakan cintanya benar-benar indah, berharga, bermakna, serta mengalirkan bahagia yang sesungguhnya.
Untuk mereka yang mengangankan cintanya penuh cita rasa tetapi juga menjadi ladang ibadah kepada-Nya dan ittiba’ (mengikuti) sunnah Rasul-Nya. Untuk mereka yang memperjuangkan cintanya menjadi harmoni antara pemenuhan hak diri dengan amal shalih. Untuk mereka yang sedang meniti cinta yang menjanjikan ketenteraman di kehidupan dunia ini dan kedamaian di Akhirat nanti.
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan
hanya yang baik buat kita. Amin.
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukanmereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)
Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memeliharakehormatannya” . (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majahhadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ʽalaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasihdan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum : 21)
semoga Allah akan mentakdirkan cinta kita di dalam rumah -Nya , rumah dan tempat paling suci di muka bumi. Tempat segenap umat Islam melakukan ibadah dan kebaikan. Tempat yang paling dicintai Allah, tempat tujuan orang-orang shalih.
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al Baqarah : 214)
Itulah janji hamba Allah untuk menggapai ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala . Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.
Yang sedang mengalami, bisa jadikan kisah ini sebagai teman berbagi. Yang sedang di ambang pintu menjalan pernikahan i, kuatkan keteguhan anda untuk memasuki. Yang belum membayangkan, cermati Artikel ini karena mungkin sebentar lagi andalah pelakunya.
Wassalam ,
KU INGIN JODOH YANG TERBAIK
Adalah suatu yang wajar jika setiap kita menginginkan jodoh kelak di kemudian hari
seorang yang sempurna di sana sini.akan tetapi apakah setiap orang akan mendapatkannya???
Bagaimana agar keinginan itu tdk sekedar angan2 saja????
Bagaimana pula jika ternyata kelak realita tak seindah mimpi dan angan yang kita bayangkan...???
*JODOH ADALAH POTRET DIRI *
Ungkapan ini tdk berelebihan kiranya,krn bukankah pepatah mengatakan:barang siapa menanam
dia akan memetik??? artinya dia akan menikmati hasil jerih payah yg dia usahakan
demikian juga seseorang yg berusaha menjadikan dirinya baik,menjaga dirinya dr hal-hal
yg jelek,dan terus meningkatkan kebaikan2 diri dia akn''memanen'' jerih payahnya
kalau diri kita mengingkan orang lain dalam hal ini calon jodoh kita yg baik.
diapun menginginkan untk dirinya calon jodohnya yg baik pula.maka tdk pas kiranya
jika kita berharap mendapat jodoh yg ''serba plus'' sementara kita membiarkan diri kita
''serba minus''.
Wajib untk kita selalu ingat bahwa jika kita ingin mendapatkan jodoh yg baik jadikan
diri kita baik terlebih dahulu allah swt.berfirman:''Wanita-wanita keji adalah untk laki-laki
yg keji,dan laki-laki yg keji adalah untk wanita yg keji (pula),dan wanita-wanita yg baik
adalah untk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adalah untk wanita-wanita yg baik(pula)''
(QS.An-Nur:26).
Dalam ayat lain allah swt.berfirman:
''laki-laki yg berzinah tdk mengawini kecuali perempuan yg berzinah atau perempaun yg musyrik;
dan perempaun yg berzinah tdk di kawini kecuali oleh laki-laki yg berzinah atau laki-laki yg
musyrik;dan yg demikian itu di haramkan bagi orang2 mukmin''(QS.An-Nur:3).
kalau ada yg bertanya : mengapa ada istri nabi yg durhaka,semisal istri nabi Luth dan nabi
Nuh...???Di sini kita tdk melihatnya dr sisi yg baik untuk yg baik ,akan tetapi kita khususnya
wanita bisa mengambil pelajaran bahwa kita hendaknya bersemangat dlm beramal shaleh
krn kedudukan orang2 terdekat kita semisal pasangan hidup yg shaleh tdklah menjamin
keselamatn diri kita dr azab allah.
Dan jangan lupa terkadang kita d uji dngn orang2 terdekat kita..
kalau istri nabi saja bisa seprti itu,apakah tdk mungkin lg istri kita...???
ketika kita menyadari hal ini,
maka semestinya sejak awal kita mencari yg terbaik dngn harapan akn terus baik
dan bahkan meningkat kebaikkannnya,dan tentu saja hendaknya mendorong kita
untuk menjadi lbh baik dan terus memperbaiki diri Bukankah blm tentu pasangan seseorang baik,
meski dia tergolong orang yg baik...???apakah lagi jika dia tdk termasuk orang yg baik...???
*JANGAN HARAP TERIMA JADI*
Dalam segala hal,kita di tuntut untk banyak belajar .orang tua khususnya ibu,begitu susah
payah mendidik balitanya agar bisa mengenakan pakaian sendiri,mengembalikan mainan
ke tempatnya semula,tdk sembarangan membuang sampah,mencuci tangan sebelum n sesudah makan dan seterusnya...:
baru kemudian dia bisa besenang hati melihat si kecil tumbuh menjadi
anak yg baik dan membanggakan.
Demikian juga seorang suami or istri,tdk bisa mengharap pasangannya menjadi istri or suami
yg semakin baik,tnp berusaha membantu pasangannya untk itu,ketika seorang laki-laki
dan perempuan bertemu dalam suatu pernikahan,masing2 datang dngn kelebihan dan
kekurangan yg di sandangnya,kelebihan patut di syukuri,adapun kekurangan jangan di sesali.
bahkan hendaknya di usahakan bersama untk menguranginya or bahkan menghilangkannya
jika itu memungkinkan jika tdk khususnya apabila berkaitan dngn fisik maka memunculkan
kelebihan2 baru yg lbh berarti drpada mempersoalkan kekurangan yg tdk mungkin lg di perbaiki.
itu setelah pernikahan sebelum pernikahan...???
jangan pernah berharap calon jodoh yg sempurna.kenyataannya memang tdk ada pribadi yg
sempurna yg terpenting,kedua pihak yg hendak menikah adalah pribadi yg siap
dan punya motivasi berubah menjadi lebihi baik.syukur-syukur sudah punya track record yg bagus.
*AKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI*
Ketika melihat diri,mesti jujur kita akui bahwa kita adalah hamba yg dha'if mungkin sekali segala
yg tampak setelah proses ta'aruf syar'i atau terdenger tentang seseorang yg sedang
kita bidik untk di jadikan pasangan hidup adalah serba indah tak bercacat sedang apa yg
di balik itu yg tdk sampai ke mata n telinga kita,kita tdk mengetahuinya bahkan orang yg
kita anggap tedekat dngn si dia pun blh jd tdk ngeh...Taruhlah si dia itu memang sprt apa yg
kita lihat dan kita denger.tetapi bukankah si dia boleh jd baik bagi orang lain dan tdk
baik bagi kita...???tidakkah kita pernah mendengar ada pasangan suami-istri yg bercerai gara2
lama tdk mendapat keturunan setelah masing2 menikah lagi ternyata masing2 di anugerahi
keturunan lalu mesti gimana....???
Sikap yg terbaik tentu saja kita bertanya kepada yg maha mengetahui Dialah ALLAH dzat yang
maha berkuasa atas segala sesuatu ALLAH berfirman,
''.........Boleh jadi km membenci sesuatu padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi km mencintai sesuatu
padahal ia buruk bagimu,ALLAH maha mengetahui ,sedangkan kamu tdk mengetahui'' (QS.AL-Baqarah:216).
Adapaun caranya telah di ajarkan oleh Rasulullah saw.yaitu shalat istikharah lengkap dngn do'anya
So'ingin jodoh yg baik....??? perbaiki diri,jangan menghayal yang tdk2,jangn berharap yg
berlebihan ,banyak2 berdo'a,dan jangn lupa bertanya kepada yang maha tahu dan
maha kuasa semoga dapat jodoh yang terbaik....!!! amin....amin
seorang yang sempurna di sana sini.akan tetapi apakah setiap orang akan mendapatkannya???
Bagaimana agar keinginan itu tdk sekedar angan2 saja????
Bagaimana pula jika ternyata kelak realita tak seindah mimpi dan angan yang kita bayangkan...???
*JODOH ADALAH POTRET DIRI *
Ungkapan ini tdk berelebihan kiranya,krn bukankah pepatah mengatakan:barang siapa menanam
dia akan memetik??? artinya dia akan menikmati hasil jerih payah yg dia usahakan
demikian juga seseorang yg berusaha menjadikan dirinya baik,menjaga dirinya dr hal-hal
yg jelek,dan terus meningkatkan kebaikan2 diri dia akn''memanen'' jerih payahnya
kalau diri kita mengingkan orang lain dalam hal ini calon jodoh kita yg baik.
diapun menginginkan untk dirinya calon jodohnya yg baik pula.maka tdk pas kiranya
jika kita berharap mendapat jodoh yg ''serba plus'' sementara kita membiarkan diri kita
''serba minus''.
Wajib untk kita selalu ingat bahwa jika kita ingin mendapatkan jodoh yg baik jadikan
diri kita baik terlebih dahulu allah swt.berfirman:''Wanita-wan
yg keji,dan laki-laki yg keji adalah untk wanita yg keji (pula),dan wanita-wanita yg baik
adalah untk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adalah untk wanita-wanita yg baik(pula)''
(QS.An-Nur:26).
Dalam ayat lain allah swt.berfirman:
''laki-laki yg berzinah tdk mengawini kecuali perempuan yg berzinah atau perempaun yg musyrik;
dan perempaun yg berzinah tdk di kawini kecuali oleh laki-laki yg berzinah atau laki-laki yg
musyrik;dan yg demikian itu di haramkan bagi orang2 mukmin''(QS.An-Nur:3).
kalau ada yg bertanya : mengapa ada istri nabi yg durhaka,semisal istri nabi Luth dan nabi
Nuh...???Di sini kita tdk melihatnya dr sisi yg baik untuk yg baik ,akan tetapi kita khususnya
wanita bisa mengambil pelajaran bahwa kita hendaknya bersemangat dlm beramal shaleh
krn kedudukan orang2 terdekat kita semisal pasangan hidup yg shaleh tdklah menjamin
keselamatn diri kita dr azab allah.
Dan jangan lupa terkadang kita d uji dngn orang2 terdekat kita..
kalau istri nabi saja bisa seprti itu,apakah tdk mungkin lg istri kita...???
ketika kita menyadari hal ini,
maka semestinya sejak awal kita mencari yg terbaik dngn harapan akn terus baik
dan bahkan meningkat kebaikkannnya,dan tentu saja hendaknya mendorong kita
untuk menjadi lbh baik dan terus memperbaiki diri Bukankah blm tentu pasangan seseorang baik,
meski dia tergolong orang yg baik...???apakah lagi jika dia tdk termasuk orang yg baik...???
*JANGAN HARAP TERIMA JADI*
Dalam segala hal,kita di tuntut untk banyak belajar .orang tua khususnya ibu,begitu susah
payah mendidik balitanya agar bisa mengenakan pakaian sendiri,mengembalikan mainan
ke tempatnya semula,tdk sembarangan membuang sampah,mencuci tangan sebelum n sesudah makan dan seterusnya...:
baru kemudian dia bisa besenang hati melihat si kecil tumbuh menjadi
anak yg baik dan membanggakan.
Demikian juga seorang suami or istri,tdk bisa mengharap pasangannya menjadi istri or suami
yg semakin baik,tnp berusaha membantu pasangannya untk itu,ketika seorang laki-laki
dan perempuan bertemu dalam suatu pernikahan,masing2 datang dngn kelebihan dan
kekurangan yg di sandangnya,kelebihan patut di syukuri,adapun kekurangan jangan di sesali.
bahkan hendaknya di usahakan bersama untk menguranginya or bahkan menghilangkannya
jika itu memungkinkan jika tdk khususnya apabila berkaitan dngn fisik maka memunculkan
kelebihan2 baru yg lbh berarti drpada mempersoalkan kekurangan yg tdk mungkin lg di perbaiki.
itu setelah pernikahan sebelum pernikahan...???
jangan pernah berharap calon jodoh yg sempurna.kenyataannya memang tdk ada pribadi yg
sempurna yg terpenting,kedua pihak yg hendak menikah adalah pribadi yg siap
dan punya motivasi berubah menjadi lebihi baik.syukur-syukur sudah punya track record yg bagus.
*AKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI*
Ketika melihat diri,mesti jujur kita akui bahwa kita adalah hamba yg dha'if mungkin sekali segala
yg tampak setelah proses ta'aruf syar'i atau terdenger tentang seseorang yg sedang
kita bidik untk di jadikan pasangan hidup adalah serba indah tak bercacat sedang apa yg
di balik itu yg tdk sampai ke mata n telinga kita,kita tdk mengetahuinya bahkan orang yg
kita anggap tedekat dngn si dia pun blh jd tdk ngeh...Taruhlah si dia itu memang sprt apa yg
kita lihat dan kita denger.tetapi bukankah si dia boleh jd baik bagi orang lain dan tdk
baik bagi kita...???tidakkah kita pernah mendengar ada pasangan suami-istri yg bercerai gara2
lama tdk mendapat keturunan setelah masing2 menikah lagi ternyata masing2 di anugerahi
keturunan lalu mesti gimana....???
Sikap yg terbaik tentu saja kita bertanya kepada yg maha mengetahui Dialah ALLAH dzat yang
maha berkuasa atas segala sesuatu ALLAH berfirman,
''.........Boleh jadi km membenci sesuatu padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi km mencintai sesuatu
padahal ia buruk bagimu,ALLAH maha mengetahui ,sedangkan kamu tdk mengetahui'' (QS.AL-Baqarah:216).
Adapaun caranya telah di ajarkan oleh Rasulullah saw.yaitu shalat istikharah lengkap dngn do'anya
So'ingin jodoh yg baik....??? perbaiki diri,jangan menghayal yang tdk2,jangn berharap yg
berlebihan ,banyak2 berdo'a,dan jangn lupa bertanya kepada yang maha tahu dan
maha kuasa semoga dapat jodoh yang terbaik....!!! amin....amin
Bu, jika Nanti anakmu ini akan menikah. Istri yang bagaimana yang harus Q pilih????
Bismillah
Suatu hari seorang anak laki-laki bertanya pada Sang Ibu...
“Bu, jika kelak anakmu ini akan menikah. Istri seperti apa yang mesti kupilih?”
Sang ibu yang bijak pun menjawab,
“Nak, seorang istri yang baik adalah dia yang saat kau pandang hilang resahmu.
Saat kau bersamanya tentram hatimu. Saat kau pamit menjemput rizki, ia lambaikan tangan sambil mendo’akanmu...”
Sang Ibu pun bersenandung:
Mencipta rumahnya seindah syurga
menjaga aklaqnya sebening mata
Qonaah selendangnya dalam rumah tangga
sejuk di kalbunya tunduk pandangnya
“Tapi Bu... Aku kan belum tahu sifatnya. Bagaimana aku dapat mengenalnya” Sang Anak menyela.
Sang Ibu menjawab “Nak... jika kau ingin melihat kasih sayangnya padamu, lihatlah bagaimana ia memuliakan ayah bundanya. Jika kau ingin tahu apakah ia kasih terhadap anak-anakmu kelak, lihatlah perlakuannya terhadap adik kakaknya.”
“Lalu bagaimana jika aku ingin memiliki istri secantik Aisyah, secerdas Anna dan setulus Maryam seperti novel yang fenomenal itu?” sambil tersipu sang anak bertanya.
“Kau harus memiliki jiwa setegar Azzam juga berilmu dan sebijak Fahri,” Jawab Sang Ibu.
Sang Anak termenung sejenak...
Sang Ibu menandaskan kembali
“Nak... jodohmu sudah ada ditangan-Nya. Jangan pernah khawatir. Khawatirlah jika kau belum bisa memperbaiki diri. Khawatirlah bila engkau belum pantas menjadi suami bagi pendampingmu. Khawatirlah jika ibadahmu hanya tuk dilihat olehnya. Padahal Dia yang memberikannya untukmu....
Nak, perbaiki akhlaqmu, maka kau kan dapatkan pujaan hatimu.
Luruskan niatmu, maka kau kan dapatkan bidadari dunia akhiratmu.
sempurnakan ikhtiarmu, maka jodohmu kan mendekat padamu” pesan sang Ibu
Sang anak pun mulai mengerti, ia balas sang ibu dengan sebuah syair dari Suara Persaudaraan yang beberapa hari ini ia hafal dan resapi maknanya.
Apabila telah tiba masaku
untuk mengakhiri masa lajangku
dengan segenap kemampuan Allah berikan
Insya Allah janjiku segera kutunaikan
tapi bila kuraba dalam hati
dalam serumpun pertanyaan silih berganti
adalah semua kulakukan terlalu dini
berdegup jantung didada kendalikan diri
Namun pernikahan begitu indah kudengar
membuat kuingin segera melaksanakan
namun bila kulihat aral melintang pukang
hatiku selalu maju mundur dibuatnya
Akhirnya aku segera tersadar
hanya kepada Allahlah tempatku bersandar
yang akan menguatkan hati yang terkapar
Insya Allah azzamku akan terwujud lancar
(Galau, Saudara Persaudaraan)
Suatu hari seorang anak laki-laki bertanya pada Sang Ibu...
“Bu, jika kelak anakmu ini akan menikah. Istri seperti apa yang mesti kupilih?”
Sang ibu yang bijak pun menjawab,
“Nak, seorang istri yang baik adalah dia yang saat kau pandang hilang resahmu.
Saat kau bersamanya tentram hatimu. Saat kau pamit menjemput rizki, ia lambaikan tangan sambil mendo’akanmu...”
Sang Ibu pun bersenandung:
Mencipta rumahnya seindah syurga
menjaga aklaqnya sebening mata
Qonaah selendangnya dalam rumah tangga
sejuk di kalbunya tunduk pandangnya
“Tapi Bu... Aku kan belum tahu sifatnya. Bagaimana aku dapat mengenalnya” Sang Anak menyela.
Sang Ibu menjawab “Nak... jika kau ingin melihat kasih sayangnya padamu, lihatlah bagaimana ia memuliakan ayah bundanya. Jika kau ingin tahu apakah ia kasih terhadap anak-anakmu kelak, lihatlah perlakuannya terhadap adik kakaknya.”
“Lalu bagaimana jika aku ingin memiliki istri secantik Aisyah, secerdas Anna dan setulus Maryam seperti novel yang fenomenal itu?” sambil tersipu sang anak bertanya.
“Kau harus memiliki jiwa setegar Azzam juga berilmu dan sebijak Fahri,” Jawab Sang Ibu.
Sang Anak termenung sejenak...
Sang Ibu menandaskan kembali
“Nak... jodohmu sudah ada ditangan-Nya. Jangan pernah khawatir. Khawatirlah jika kau belum bisa memperbaiki diri. Khawatirlah bila engkau belum pantas menjadi suami bagi pendampingmu. Khawatirlah jika ibadahmu hanya tuk dilihat olehnya. Padahal Dia yang memberikannya untukmu....
Nak, perbaiki akhlaqmu, maka kau kan dapatkan pujaan hatimu.
Luruskan niatmu, maka kau kan dapatkan bidadari dunia akhiratmu.
sempurnakan ikhtiarmu, maka jodohmu kan mendekat padamu” pesan sang Ibu
Sang anak pun mulai mengerti, ia balas sang ibu dengan sebuah syair dari Suara Persaudaraan yang beberapa hari ini ia hafal dan resapi maknanya.
Apabila telah tiba masaku
untuk mengakhiri masa lajangku
dengan segenap kemampuan Allah berikan
Insya Allah janjiku segera kutunaikan
tapi bila kuraba dalam hati
dalam serumpun pertanyaan silih berganti
adalah semua kulakukan terlalu dini
berdegup jantung didada kendalikan diri
Namun pernikahan begitu indah kudengar
membuat kuingin segera melaksanakan
namun bila kulihat aral melintang pukang
hatiku selalu maju mundur dibuatnya
Akhirnya aku segera tersadar
hanya kepada Allahlah tempatku bersandar
yang akan menguatkan hati yang terkapar
Insya Allah azzamku akan terwujud lancar
(Galau, Saudara Persaudaraan)
Langganan:
Postingan (Atom)